Selamat Datang Situs Web Kami: Terbit Berdasarkan UU Pokok Pers No 40 Tahun 1999 | Diterbitkan Oleh PT Sulawesi Digital Media | Keputusan Menkumham RI NO AHU: 048480.AH.01.30 | NIB: 2309240076001 | Redaksi / Tata Usaha: Phinisi Nusantara Residence Jalan Faisal Kota Makassar | Bank Account: 140-201-000010521-5 | www.beritaonlinesulawesi.com : Media Kita Semua

Nadiem Tersangka, Jimly Asshiddiqie: Jangan Pakai Ilmu Kira-Kira


Berita Online Sulawesi (Jakarta) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, menilai penetapan Nadiem Makarim sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung menjadi peringatan bagi seluruh pejabat agar tidak bersikap sombong selama memegang kekuasaan.

Jimly menegaskan, kekuasaan bersifat sementara dan siapa pun yang enggan memperbaiki diri saat menjabat berisiko menghadapi konsekuensi setelah turun dari jabatan, sama seperti yang dialami Nadiem.

Menurut Jimly, Nadiem kurang kompeten dalam memimpin kementerian Pendidikan dan tidak terbuka menerima masukan dari berbagai pihak.

Kebijakan pendidikan selama lima tahun terakhir, kata dia, justru mengalami kekacauan karena Nadiem membawa tim dari luar yang mengganggu mekanisme kerja internal dan melanggar aturan birokrasi yang berlaku.

Jimly mengingatkan agar pejabat politik yang menerima amanah mampu mengelola dan memimpin birokrasi dengan tanggung jawab dan integritas.

Kasus Nadiem Makarim seharusnya menjadi pelajaran bahwa jabatan publik menuntut kerja optimal untuk melayani kepentingan masyarakat.

Mantan anggota DPD ini menolak jika penetapan tersangka dikaitkan dengan pertimbangan politik masa lalu.

“Langkah Kejagung ini lurus saja. Jangan semua digoreng (dituduh) politis,” ujar Jimly.

Ia menekankan agar publik tidak meremehkan kemampuan penyidik kejaksaan atau kepolisian yang menetapkan tersangka berdasarkan bukti yang ada.

“Jangan sebagai pengamat dari luar sok tahu. Hanya pakai ilmu kira-kira,” tambah Jimly.

Jika Nadiem merasa ada ketidakbenaran dalam penetapan tersangka, menurut Jimly, hal itu bisa dibuktikan di pengadilan yang terbuka dan transparan.

“Gak usah dianalisa ke politik, ini genk Solo dan sebagainya,” jelas Jimly.

Ia mencontohkan bagaimana masyarakat baru menyadari masalah setelah protes terjadi, seperti kenaikan PBB hingga hampir 250 persen di Pati, Jawa Tengah, yang menurutnya akibat sikap angkuh pejabat setempat.

“Setelah diungkap ternyata di seluruh Indonesia sama, bahkan ada yang naiknya sereibu persen, 300 persen,” ujarnya.

Jimly menekankan perlunya evaluasi menyeluruh karena masalah serupa terjadi di banyak wilayah di Indonesia.(*)


Editor: Redaksi | Copyright © 2025

BERITA SELANJUTNYA

Memperingati Maulid Nabi Tingkat Sekolah Akan Digelar di SMPN 24 Makassar

Siswa di SMPN 46 Makassar Belajar Online Sejak Kemarin

Dampak Demo Makassar Pekan Lalu, UPT SPF SMPN 49 Terapkan Pembelajaran Daring 4 Hari

Syukuri Nikmat Kemerdekaan, SDN Maccini 2 Gelar LSK yang Seru & Mengundang Tawa

Patuh Imbauan Disdik, Guru-Siswa SMP 11 Makassar PJJ Gunakan Teknologi Aplikasi Video Conference

Wali Kota Munafri Tegaskan Komitmen Pendidikan Berkualitas Tanpa Beban

Pembukaan Diklatsar Paskibra Unit 740, Kepala SMPN 40 Tekankan Pentingnya Mengedepankan Keteladanan Disekolah

Polri - TNI Tegaskan Sinergi Pulihkan Keamanan Pasca Demo

Peserta Didik SMPN 47 Tetap Semangat Belajar Dari Rumah

29 Orang Menjadi Tersangka Kasus Pembakaran Gedung DPRD Sulsel dan Makassar