PERINGATAN HUT KOTA MAKASSAR KE-418 'MERAJUT HARMONI MEMBANGUN KEBERSAMAAN' | AYO KITA DUKUNG PROGRAM PRESIDEN RI PRABOWO SUBIANTO DAN WAKIL PRESIDEN RI GIBRAN RAKABUMING RAKA BERSAMA KABINET MERAH PUTIH SERTA MENDUKUNG PROGRAM VISI PEMERINTAHAN MULIA : MAKASSAR UNGGUL, INKLUSIF, AMAN DAN BERKELANJUTAN

Peringatan Terbaru Kepala BMKG Ungkap Kapan La Niña Hantam Indonesia



Seorang warga menggunakan payung saat turun hujan di kawasan Bundaran HI, Jakarta (Foto: Antara/Erlangga Bregas Prakoso)

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan konfirmasi terbaru mengenai fenomena iklim global yang akan memengaruhi Indonesia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi aktivitas La Niña lemah akan berlangsung mulai November 2025 dan berlanjut hingga awal tahun depan.

Menurut Dwikorita, La Niña lemah ini terdeteksi berlangsung selama periode puncak musim hujan, yakni mulai November hingga diprediksi meluas sampai Desember 2025, serta Januari dan Februari 2026.

"BMKG juga mendeteksi sejak bulan November hingga diprediksi sampai Desember (2025), Januari, Februari (2026) terdeteksi adanya La Nina lemah dipengaruhi perbedaan suhu di Samudra Pasifik terhadap kepulauan Indonesia," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Sabtu (1/11/2025).

Dua Kondisi Kunci Awal La Niña

Prediksi ini diperkuat berdasarkan dua kondisi iklim utama yang berhasil dipantau BMKG:

1. Pendinginan Suhu Muka Laut: Suhu permukaan laut di Samudra Pasifik mengalami pendinginan yang signifikan. Bahkan, suhu ini telah melewati ambang batas La Niña sejak September 2025, dengan anomali suhu di Pasifik tengah dan timur tercatat sebesar -0,54, dan pada Oktober mencapai -0,61.

2. Penguatan Angin Timuran: Terdeteksi adanya kondisi atmosfer berupa penguatan angin timuran.

Dwikorita menegaskan bahwa dua kondisi ini secara simultan menunjukkan awal mula terjadinya La Niña.

Curah Hujan Normal, Pemicu Peningkatan Berbeda

Meski La Niña sering diasosiasikan dengan peningkatan curah hujan yang ekstrem, BMKG justru memprediksi bahwa dampak La Niña lemah kali ini tidak akan signifikan terhadap curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi curah hujan selama periode November 2025 hingga Februari 2026 diprediksi masih dalam kategori normal.

Namun, Dwikorita memberikan catatan penting. Jika terjadi peningkatan curah hujan di beberapa daerah di Indonesia, hal tersebut bukan disebabkan oleh La Niña lemah, melainkan faktor lain: suhu muka air laut yang semakin hangat.

"Bukan berarti curah hujan akan meningkat signifikan. Memang di sebagian Indonesia curah hujannya di atas rata-rata normal. Namun menurut ahli klimatologi BMKG, peningkatan bukan karena La Niña lemah. Namun disebabkan karena semakin hangatnya suhu muka air laut tadi," ia menjelaskan, membedakan antara pemicu La Niña dan pemicu curah hujan.

Dengan demikian, meskipun La Niña terkonfirmasi, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh kondisi anomali suhu lokal di permukaan laut Indonesia. (*)